Senin, 05 Oktober 2009

PROFIL DESA TOTOGAN

Totogan

karangsambung_marmer_ttg.jpg
Marmer Totogan. Foto: Tri Hartono

Pandangan kearah timur, terlihat jelas perbedaan morfologi batuan pra-tersier ( lebih dari 65 juta tahun yang lalau) disebelah kiri dengan batuan tersier disebelah kanan. morfologi pra tersier dicirikan oleh bukit yang menyendiri tidak teratur, berbentuk prismatik, batuan pada morfologi ini di kenal sebagai melange seboro. terlihat tiga bukit berbentuk prismatik dengan susunan batuan dan lingkungan pembentukannya berbeda, G. Gliwang, tersusun oleh sekis dan sedimen pelitik.

Pucangan

pucangan.jpg
Pucangan. Foto: Tri Hartono

Batuan berwarna hijau gelap mengkilap adalah Serpentinit. Serpentinit merupakan batuan ubahan dari batuan ultra basa berwarna gelap hasil pembekuan magama pada kerak samudera Terjadinya batuan ini melalui dua fase, fase pertama terjadi saat batuan ini bersentuhan dengan lingkungan laut, sedangkan fase kedua terjadi pada saat masuk zona tunjaman dan terangkat ke permukaan bumi.

Wagirsambeng

geo_karangsambung4.jpg
Foto. Haris Supriyanto

Bukit Wagirsambeng, begitulah masyarakat menamakannya. Dari Puncak bukit ini kita dapat menyaksikan kenampakan amphiteater yang dibatasi oleh rangkaian perbukitan yang berbentuk tapal kuda. Sungai Luk Ulo yang meliuk liuk bagaikan ular yang sedang berjalan, sangat jelas terlihat.

Kali Mandala

Kali Mandala merupakan salah satu anak sungai Kali Luk Ulo, dan mengalir ke Sungai Luk Ulo mengikuti zona sesar / patahan berarah timurlaut – baratdaya. Kali Mandala ini merupakan batas pemisah antara batuan pra-tersier di sebelah utara dengan batuan tersier di sebelah selatan. Pada lokasi ini juga dapat dijumpai batuan beku basalt berupa lava bantal yang sudah mengalami breksiasi dan nampak rekahan-rekahan (joint).

Bukit Sipako

karangsambung_philite_sipak.jpg
Philite Sipako. Foto: Tri Hartono

Sekitar 300 m ke arah utara tepatnya dari kaki bukit Sipako, terdapat singkapan blok rijang-batugamping merah yang menunjukan kontak sesar dengan fillit di bagian selatan dan dengan greywacke di bagian utara.

Pada kaki bukit Sipako terdapat singkapan fillit-grafit yeng telah mengalami perlipatan. Batuan ini diinterpretasikan sebagai produk selama proses subduksi yang mentransfer sedimen palung ke dalam metamorfosa derajat rendah. Singkapan ini telah mengalami deformasi lanjut yang ditunjukan oleh sesar-sesar naik, jalur milonit, dan fault gouge.

Gunung Parang

Gunung Parang Karangsambung
Gunung Parang. Foto: Tri Hartono

Gunung Parang yang terletak sekitar 300 m ke utara dari UPT BIKK Karangsambung LIPI terdapat singkapan batuan beku diabas. Batuan ini diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma. Pada daerah ini telah dilakukan konservasi sebagian dan sebagian lagi telah dilakukan penambangan. Apabila penambangan ini terus dilakukan dikhawatirkan batuan diabas akan habis.

Batugamping Numulites

Pada lokasi ini dijumpai singkapan batugamping Nummulites yang banyak mengandung fosil foraminifera besar (Nummulites dan Discocyclina) berwarna krem. Batuan ini terbentuk pada lingkungan laut dangkal dan berumur Eosen. Keterdapatan batuan di lokasi ini diperkirakan akibat proses pelongsoran skala besar.

Sungai Luk Ulo
Kali Luk Ulo

Kali Luk Ulo. Foto: Tri Hartono Lokasi ini berjarak sekitar 200 m ke arah barat dari UPT BIKK Karangsambung – LIPI, berada di tepi Sungai Luk Ulo, kaki bukit Pesanggrahan. Pada lokasi ini dijumpai batuan sedimen konglomerat berwarna abu-abu cerah dengan fragmen bervariasi (kuarsa, batupasir, rijang, batuan beku, dan batuan metamorf) yang tersemen sangat kuat. Konglomerat ini merupakan bongkah sangat besar hasil pelongsoran.

Kali Cacaban

Pada sepanjang Kali Cacaban dapat disaksikan singkapan batulempung bersisik yang merupakan batuan sedimen pada zone tektonik kuat dengan bongkah-bongkah batupasir dan rijang yang sering memperlihatkan struktur ikan (fish structure).

Bukit Jatibungkus

Bukit Jatibungkus Karangsambung
Foto: Tri Hartono

Lokasi ini berada sekitar 200 m ke arah timur dari jalan Karangsambung – Kebumen. Bukit Jatibungkus merupakan bongkahan raksasa batugamping terumbu berukuran sekitar 350 m x 150 m dengan tinggi 40 m. Batuan ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal dam keterdapatannya pada lokasi ini kaibat proses pelengseran gaya berat. Pada bukit ini juga dijumpai gua-gua seperti Gua Langse di sebelah barat dan Gua Sikepul dan Gua Silodong di sebelah timur.

Bukit Waturanda

Bukit Waturondo
Bukit Waturondo. Foto: Tri Hartono

Pada lokasi ini dijumpai singkapan batuan berupa perselingan batupasir dengan breksi vulkanik pada Formasi Waturanda yang nampak sangat tebal dan miring ke arah selatan. Batuan ini merupakan hasil dari pelongsoran berulang-ulang material vulkanik.

Pemandian Air Panas Krakal

Pemandian air panas Krakal terletak di desa Krakal Kecamatan Alian, 11 km timur laut Kota Kebumen. Selain merupakan tempat pemandian untuk rileks, air hangat di pemandian krakal dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal, kudis dan juga dapat menyembuhkan rematik.

Konglomerat

Batuan Konglomerat Bukit Pesanggrahan
Konglomerat. Foto: Tri Hartono

Morfologi

Morfologi
Konglomerat. Foto: Tri Hartono

Chert

Chert Loning (Rijang)

Yang Bisa Diamati

Gunung Paras
Kerak Bumi dibentuk oleh tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan ini dapat dijumpai di Karangsambung. Batuan-batuan itu ada yang merupakan kepingan dari lantai samudra purba; batuan yang menjadi alas Pulau Jawa; bahkan batuan paling dalam di perut Bumi yang pernah muncul ke permukaan, dapat dijumpai di Karangsambung. Jadi, di Kampus Karangsambung para pengunjung bisa:

  • menyaksikan pemutaran film kebumian,
  • menikmati presentasi populer kawasan geologi Karangsambung,
  • mempelajari berbagai batuan di Museum
  • mengunjungi dan menyaksikan pengolahan batuan di bengkel batuan.
  • ekskursi lapangan di sekitar kampus dan sungai Luk Ulo.

Di Lingkungan Kantor balai Informasi dan Konservasi Kebumian karangsambung terdapat berbagai koleksi jenis batuan dari berbagai singkapan di kawasan Karangsambung dan Sekitarnya. Ditunjang dengan keberadaan gedung museum yang representatatif yang menyimpan berbagai conto batuan, poster poster geologi, poster mitigasi bencana dsb.
Setelah puas menikmati berbagai koleksi Balai Informasi Dan Konservasi Kebumian Karangsambung, Pengunjung bisa mengamati jenis batuan di lokasi yang ada di kawasan Karangsambung. Ada kurang lebih 15 lokasi dilindungi. Pemandu dari balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung memberikan pelayanan Pemanduan untuk menyusuri berbagai lokasi batuan yang ada di karangsambung.
Di kawasan Karangsambung terdapat banyak lokasi yang menunjukan batuan yang pada dasarnya merupakan batuan dasar samudera. Mengapa sekarang berada di permukaan ? hal ini dikarenakan evolusi kulit bumi jutaan tahun yang lalu. Lokasi lokasi ini selanjutnya di sebut singkapan.

Beberapa Lokasi Singkapan tersebut adalah sebagai berikut:

Kali Muncar

Kali Muncar Karangsambung
Kali Muncar. Foto: Tri Hartono
Lava Bantal
Lava Bantal . Foto: Tri Hartono

Kali Muncar terletak cukup jauh dari base camp Karangsambung. Untuk mencapainya harus berjalan kaki melewati persawahan dan menyusuri sungai, namun hal ini tidaklah melelahkan karena akan disuguhi pemandangan nan elok di sepanjang perjalanan menuju lokasi. Secara visual kita akan dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan.

Kali Brengkok

Batuan berwarna abu-abu cerah dan tampak mengkilap jika terkena sinar matahari, merupakan batuan tertua di Jawa. Warna putih metalik berlembar pada batuan adalah mineral mika, sedangkan lapisan-lapisan tipis merupakan penjajaran mineral karena pengaruh tekanan yang sangat kuat pada saat proses perubahan batuan asal menjadi Sekis Mika di dalam perut bumi. Batuan ini merupakan bagian alas pulau Jawa.

RAWANNYA DATARAN TINGGI PADA MUSIM PENGHUJAN

Jalan di Desa Totogan Longsor
27/03/2008 05:28:18 KEBUMEN (KR) - Jalan longsor sepanjang kurang lebih 12 meter terjadi di Desa Totogan Kecamatan Karangsambung. Warga berharap Pemkab Kebumen segera melakukan penanganan terhadap jalan yang mulai longsor di awal musim hujan itu. Jalan yang longsor merupakan jalan desa yang menghubungkan beberapa pedukuhan di Desa Totogan. Kendati tidak sampai terputus, namun lebar jalan tinggal 1,5 meter dari lebar semula 3 meter. Akibatnya, warga menjadi sulit mengangkut hasil pertanian karena tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. ”Kami khawatir jalan itu putus total karena kalau hujan deras, longsorannya semakin lebar dan panjang,” ujar Kepala Desa Totogan Sutrisno kepada KR, Rabu (26/3). Kondisi tanah Desa Totogan yang labil, juga mengakibatkan pondasi serambi Masjid Baitulrohim bengkah hingga rawan ambruk. Meski mengkhawatirkan, namun masjid itu masih digunakan warga untuk beribadah. Totogan merupakan desa di kawasan pegunungan. Warga yang bermukim di puncak-puncak pegunungan, mengandalkan mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Namun setiap datang musim kemarau, sumber air menjadi kering sehingga warga selalu mengalami kesulitan air bersih setiap datang musim kemarau. Kebutuhan air bersih kemudian dicukupi dari droping air bersih bantuan Pemkab Kebumen. Menurut Sutrisno, kesulitan air bersih di desanya hanya bisa diatasi jika Pemkab Kebumen membangun jaringan pipa air bersih dengan memanfaatkan sumber air Curug Muncar yang tidak pernah kering. Curug yang disebut juga Curug Midangan, lokasinya berada di hutan, perbatasan tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kebumen, Banjarnegara dan Wonosobo. Curug tersebut merupakan hulu Sungai Luk Ulo dan Serayu. (Suk)-s

DIKALA MUSIM PENGHUJAN SELESAI WARGA PUN DILANDA LAGI BAHAYA YAKNI KEKURANGAN AIR

KEBUMEN-Kekeringan mengakibatkan sejumlah daerah kesulitan air bersih. Terutama di daerah utara yang merupakan daerah pegunungan.

Di Desa Totogan, Kecamatan Karangsambung, warga antre air hingga waktu sahur. Di Desa Banioro, Kecamatan Karangsambung, warganya memindah kamar kecil di sungai.

Supiah (34), warga Totogan, mengemukakan, sumber air di desanya hanya dua. Pertama, di dekat rumah mantan Kades Totogan Sutrisno.

Kedua, di atas pegunungan dekat jalan desa. “Sekarang sumber airnya kering. Kami harus menunggu sampai sahur untuk mendapatkan air. Itu pun sangat sulit, karena banyak yang butuh air, sedangkan persediaan sedikit,” ungkapnya.

Karena membutuhkan air, acapkali untuk mendapatkannya harus adu mulut terlebih dahulu. “Ket mau ngumbahi bae ora rampung-rampung. Mbok iya gentenan banyu lagi langka (Dari tadi mencuci tidak rampung-rampung. Gantian, air sedang langka),” omel Sarni kepada Ny Tirto.

Warga Desa Totogan yang sudah tidak lagi mendapatkan air di sumber air tersebut kemudian pindah ke sungai. Mereka membuat belik di pinggir-pinggir Sungai Lukulo dan Sungai Banjaran.

Hal yang sama juga dialami warga Desa Banioro. Ny Paimin (46), warga Banioro, mengatakan, setiap hari mengambil air dari Sungai Luk Ulo. Bersama warga yang lain, dia menggunakan ember dan jerigen untuk mengambil air. (K5-66)



3 komentar: