Minggu, 11 Oktober 2009

MENDULANG EMAS BUAT HARI LEBARAN

MENDULANG emas menjadi kegiatan sejumlah orang di dua sungai yang ada di Kebumen. Mereka mengais tumpukan pasir untuk mendapatkan butiran-butiran yang bisa dijadikan perhiasan tersebut.

Mereka yang melakukannya di bulan Ramadan ini mengaku sedang mengumpulkan Tunjangan Hari Raya (THR).

Aktivitas mendulang emas saat melaksanakan ibadah puasa tentunya lain dari biasanya. Sejumlah warga yang berada di kubangan air Sungai Banjaran Desa Totogan, Kecamatan Karangsambung tak bisa lagi sambil berenang minum air. Mereka mengeruk pasir yang sudah dicukil dengan slumbat berbentuk panjang dan kemudian mendulangnya.

Turino (45), warga Totogan terus mengaduk-aduk tumpukan pasir yang baru saja ditempatkan Sarno (50) di alat pendulangan.

Sesekali alat yang menyerupai tempat penggorengan yang pada bagian tengahnya menyudut itu diiringkan. Batu yang bercampur pasir pun dibiarkan tumbap. Tinggal tersisa pasir hitam alat tersebut.

Sarno yang sibuk di kubangan dengan alat cukilnya itu kemudian menumpahkan seonggok pasir ke dalam alat pendulang emas. Turino menyambutnya dengan mengaduk-aduk pasir tersebut. Dan, hap, ternyata dia mendapatkan sebutir emas sebesar isi cabai.

Di tempat tersebut juga ada pendulang lainnya yaitu Muslih (37) dan Karno (46). Mereka yang semuanya warga Totogan itu berada disekitar kubangan yang digunakan untuk mendulang emas Turino dan Sarno. Di sebelahnya ada sepasang penambang emas yaitu Poniran (55) dan Sardi (43).
Harus Berpasangan Untuk mendulang emas tidak bisa dilakukan sendiri. Harus berpasangan. Salah satu orang mengeruk pasir di dalam kubangan dan satu orang lagi mengaduk-aduk pasir dengan menggunakan alat pendulang hingga mendapati emas.

Seperti yang dilakukan Irfan (27), warga Desa Giritirto Kecamatan Karanggayam yang mendulang emas bersama bapaknya, Mistam (47).

Irfan mengemukakan dirinya mendulang emas bersama ayahnya untuk sangu Lebaran. ”Ini untuk THR (Lebaran-red) nanti,” katanya sambil menunjukan hasil pendulangan yang sudah mendapatkan beberapa butir emas di batok kelapa. Selain di Sungai Banjaran, dia juga mendulang emas di desanya yakni di Sungai Luk Ulo.

Setiap harinya, para penambang emas itu tidak musti mendapatkan emas. Hal itu karena emas yang ada sekarang jarang sekali bisa ditemui.

Berbeda dengan beberapa tahun yang lalu yang masih banyak terdapat emas yang berserakan di sungai. Pada saat itu jumlah penambang emas mencapai ratusan orang. Mereka membanjiri sepanjang Sungai Banjaran dan Sungai Luk Ulo.

Untuk saat ini, rata-rata hasil dari pendulangan emas memperoleh 1 gram hingga 5 gram. Besarnya dari mulai biji cabai hingga kerikil. Seperti yang dialami Irfan yang mendapatkan emas seberat 13 gram. Emas yang berupa butiran berwarna kuning itu per gramnya laku Rp 130.000.

Surip (40), warga Desa Kalibening, Karanggayam beberapa saat yang lalu sempat mendapatkan emas seberat 25 gram di bawah jembatan Desa Giritirto, Karanggayam. Dia yang menyewa alat pendulangan emas dari temannya itu langsung mendapatkan barang berharga tersebut.

”Sebagian hasilnya dibelikan kambing untuk acara selamatan,” kata Kepala Desa Giritirto, Teguh Prasetyo. (Arif Widodo-50)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar